Digital Cinema - Perkembangan Digital Cinema
11:00 PMDigital Cinema |
Intro
Selamat malam, how was your day? Great?
Kali ini saya akan mengupas materi yang (agak) berhubungan dengan jurusan pilihan
saya, yaitu tentang Digital Cinema. Yuk perhatikan.
Seringkah kamu menonton kartun? Atau film
animasi seperti UP, Inside Out, ataupun Frozen? Atau pun film-film yang berefek
mengagumkan seperti Avatar yang dirilis pada tahun 2009 lalu? Nah, semua itu
adalah hasil karya menakjubkan dari Digital Cinema.
Apa sih Digital Cinema itu? Kok keren
ya hasilnya? Cara buatnya gimana? Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini sering
kalian lontarkan saat menikmati hasil karyanya. Disini, akan sedikit dikupas
bagaimana perkembangan Digital Cinema, software apa yang dipakai, dan apa nama
teknologinya. Biar kalian bisa makin menikmati dan menghargai film yang kamu
tonton saat semua seluk-beluknya kalian ketahui. Yuk mulai dari sejarah ataupun
perkembangannya.
Digital cinema merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk
mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak. Sebuah film dapat didistribusikan
lewat perangkat keras, piringan optik atau satelit
serta ditayangkan menggunakan proyektor digital
alih-alih proyektor
film
konvensional. Digital Cinema
berbeda dari HDTV
atau televisi
high definition. Digital Cinema
tidak bergantung pada penggunaan televisi
atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang
memiliki resolusi
2K mulai disebarkan pada tahun 2005, dan sejak tahun 2006 jangkauannya telah
diakselerasi.
Digital Cinema hanya berbeda dengan
sinema konvensional dalam hal visualisasi dan suara. Visualisasi Digital
Cinema sudah sangat jernih seperti anda melihat gambar bergerak di televisi,
sementara sinema konvensional yang menggunakan media pita seluloid, memiliki
struktur visualisasi berupa titik-titik. Untuk kualitas suara, Digital Cinema
menggunakan sistem suara surround (biasanya Dolby
Surround) dan kualitas suara sudah ditingkatkan. Sementara sinema
konvensional, sudah menggunakan sistem suara surround, tetapi kualitas suara
yang dihasilkan jauh berbeda dengan Digital Cinema.
Sejarah
Pemutaran media digital
hi-resolusi 2K file setidaknya memiliki sejarah 20 tahun dengan unit
penyimpanan data video awal (penggerebekan) menggodok sistem frame buffer custom
dengan memory besar. Konten
biasanya dibatasi hingga beberapa menit material. Transfer
konten antara remote locations lambat dan memiliki kapasitas terbatas. Proyek-proyek
feature-length bisa dikirim melalui 'kawat' (Internet atau link fiber
dedicated) tidak sampai akhir 1990-an.
Pada tanggal 23 Oktober 1998,
digital light processing (DLP) teknologi proyektor ditunjukkan publik untuk
pertama kalinya dengan merilis The Last Broadcast, film pertama feature-length,
di-shot, diedit dan didistribusikan secara digital.
Pada tanggal 18 Juni 1999, DLP
Cinema teknologi proyektor Texas Instrument ditunjukkan publik pada empat layar
di Amerika Utara (Los Angeles dan New York) untuk rilis Lucasfilm Star Wars: Episode
I:. The Phantom Menace. Bioskop dengan proyektor digital yang
memproyeksikan cuplikan langsung dari komputer Pixar Animation. Pada
tanggal 19 Januari 2000, Society of Motion Picture dan Television Engineers, di
Amerika Utara, yang diprakarsai kelompok standar pertama yang di dedikasikan untuk mengembangkan Digital Cinema.
Perkembangan pada tahun
selanjutnya adalah sangat pesat. Semua theater di dunia berbondong-bondong
menyuplai layar digital dan proyektor untuk di pasang di masing-masing theater.
Ini mencerminkan bahwa teknologi ini diterima dengan sangat baik di khalayak
luas.
Sampai 31 Maret 2015, 38719 layar
(dari total 39.789 layar) di Amerika Serikat telah dikonversi ke digital
(15.643 dari yang 3D mampu), 3007 layar di Kanada telah dikonversi (1.382 di
antaranya adalah 3D), dan
93.147 layar internasional telah dikonversi (59.350 di antaranya adalah 3D).
Jumlah yang beratus-ratus kali lipat dibandingkan dengan jumlah awal saat
dikenalkan pertama kali. Dapat dilihat, respon dan keinginan masyarakat sangat
kuat akan Digital Cinema sampai detik ini.
Sudah kalian pahami kan
sejarahnya? Makin penasarankah kalian dengan teknologi ini? Eits, materi
tentang Digital Cinema akan dikulik lebih lanjut di post selanjutnya. Dengan pembahasan
software dan teknologinya, akan membuat kalian semakin kepo di industri ini.
Stay tuned ya!
(Hampir) semua dasar tulisan ini bersumber dari Wikipedia dan blog ini. Oiya, gambar ini di copy dari sini.
gunadarma.ac.id || studentsite.gunadarma.ac.id
0 comments